Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sedang heboh akibat adanya dugaan tindak pidana kepabeanan emas batangan senilai US$ 189 triliun.
Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo secara khusus membuat thread atau utasan melalui akun Twitternya @prastow mengenai kasus dugaan tindak pidana kepabeanan impor emas batangan di DJBC itu.
Skandal emas di bea cukai terungkap saat harga emas emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam sedang mahal-mahalnya. Sebelumnya pada 24 Maret lalu, emas Antam ukuran 1 gram menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa Rp 1.096.000/batang. Setelahnya emas Antam mengalami koreksi, sebelum naik tipis di pekan ini.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, pada Sabtu (8/4/2023) emas Antam 1 gram dijual Rp 1.074.000/batang, naik 0,2% saja dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.
Pada pekan depan, harga emas dunia diprediksi akan kembali naik. Hal ini terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco.
Kenaikan harga emas dunia tentunya bisa mendorong kenaikan emas Antam.
Survei yang dilakukan terhadap 22 analis Wall Street menunjukkan sebanyak 10 orang memberikan proyeksi bullish (tren naik), kemudian masing-masing 5 orang memberikan proyeksi bearish (tren menurun) dan netral.
Survey yang sama terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street dengan 647 partisipan menunjukkan 66% memprediksi bullish, 19% bearish dan sisanya netral.
Ke depannya, harga emas dunia diprediksi akan kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa oleh Bank of America. Pada kuartal II-2023, emas diprediksi akan menembus US$ 2.100/troy ons. Jika terealisasi, maka emas Antam tentunya akan menanjak juga dan kembali mencatat rekor.
Meski demikian, ada risiko emas akan merosot dalam jangka pendek, sebab pasar kini kembali melihat bank sentral AS (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunganya pada Mei nanti. Sebabnya, pasar tenaga kerja AS yang masih kuat dan inflasi yang sulit turun.
Departemen Tenaga Kerja AS Jumat kemarin melaporkan sepanjang Maret perekonomian Paman Sam dilaporkan mampu menyerap 236.000 tenaga kerja diluar sektor pertanian (non-farm payrolls), sejalan dengan ekspektasi analis.
Kemudian, tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,6%. Rata-rata upah per jam naik 4,2% year-on-year, tetapi menjadi yang terendah sejak Juni 2021.
Dengan kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga, dan belum akan dipangkas tahun ini, ada risiko emas akan diterpa aksi profit taking pekan depan yang berisiko membuat harganya kembali anjlok.