– Saham emiten pertambangan emas di Indonesia kompak menguat pada perdagangan sesi I Selasa (11/4/2023), meski harga emas acuan dunia terpantau ambruk.
Hingga pukul 09:40 WIB, keenam saham emiten pertambangan emas RI kompak menguat, di mana empat diantaranya sudah melesat lebih dari 1%.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Aneka Tambang | ANTM | 2.090 | 3,47% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 4.090 | 2,00% |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 66 | 1,54% |
Bumi Resources Minerals | BRMS | 163 | 1,24% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 104 | 0,97% |
Archi Indonesia | ARCI | 344 | 0,58% |
Sumber: RTI
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memimpin penguatan saham pertambangan emas di RI pagi hari ini, di mana saham ANTM melonjak 3,47% ke posisi harga Rp 2.090/saham.
Tak hanya saham ANTM, saham pertambangan emas raksasa lainnya PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga berhasil melesat 2% ke posisi Rp 4.090/saham.
Saham pertambangan emas RI yang melesat pada pagi hari ini cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan komoditasnya sendiri yakni emas, yang terpantau kembali melandai.
Harga emas jatuh dan terlempar ke bawah level psikologis US$ 2.000. Pada penutupan perdagangan Senin kemarin, emas ditutup merosot 0,91% di posisi US$ 1989,65 per troy ons.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang melemah sejak Kamis pekan lalu. Dalam dua hari perdagangan, emas jeblok 1,52%.
Pelemahan kemarin juga membuat emas terlempar dari level psikologis US$ 2.000 setelah bertahan di level tersebut selama tiga hari yakni 4-6 April 2023.
Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Per pukul 05: 30 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1991,03 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,07%.
Melemahnya emas tak bisa dilepaskan dari mulai meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Kekhawatiran meningkat setelah data tenaga kerja AS ternyata belum turun sesuai harapan.
Tingkat pengangguran di AS menembus 3,5% pada Maret 2023, melandai dari 3,6% pada Februari 2023.
Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran juga berkurang 18.000 menjadi 228.000 pada pekan yang berakhir pada 1 April 2023.
Tingkat pengangguran yang justru turun ini jelas membuat pasar khawatir. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi sinyal jika data tenaga kerja AS masih panas dan inflasi belum turun secepat harapan The Fed.
AS akan merilis inflasi AS untuk Maret pada Rabu (12/4/2023). Inflasi AS melandai ke 6% (year-on-year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari.
Pasar berekspektasi inflasi AS akan melandai ke 5,2-5,4% pada Maret.
Inflasi adalah salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan suku bunga pada pertemuan Mei mendatang.
Jika inflasi masih membandel, bukan tidak mungkin The Fed akan tetap hawkish.
Ekspektasi pasar kini menunjukkan 72% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Mei mendatang. Bandingkan dengan pekan lalu di mana angkanya hanya 43%.
Kendati melemah, analis Exinity, Han Tan, mengingatkan harga emas bisa saja kembali menguat jika data inflasi menunjukkan inflasi jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar.
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat dolar AS kembali perkasa. Indeks dolar pada pagi hari ini bergerak di posisi 102,5 atau terkuat dalam lima hari perdagangan.