Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara mengejutkan bangkit dari zona koreksi pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (11/4/2023).
Hingga pukul 12:00 WIB, saham GOTO melonjak 4,26% ke posisi harga Rp 98/saham. Meski berhasil rebound, tetapi saham GOTO belum mampu kembali menyentuh level psikologis Rp 100/saham.
Hingga akhir sesi I hari ini, saham GOTO sudah ditransaksikan sebanyak 32.056 kali dengan volume sebesar 4,68 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 439,23 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya kembali naik menjadi Rp 116,07 triliun.
Hingga pukul 12:00 WIB, di order offer atau jual, terdapat 3,19 juta lot antrian di harga Rp 98/saham. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 100/saham, yakni sebanyak 3,78 juta.
Sementara di order bid atau beli, terdapat 3,46 juta lot antrian di harga Rp 97/saham. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 88, yakni sebanyak 7,37 juta lot.
Sebelum penutupan sesi I hari ini, GOTO sempat kembali ambles hingga lebih dari 3%. Namun menjelang penutupan sesi I, saham GOTO secara tiba-tiba rebound.
Belum diketahui secara pasti penyebab rebound-nya saham GOTO. Namun dalam beberapa hari terakhir, volatilitas saham GOTO memang cenderung tinggi.
Hal ini terjadi setelah beberapa perusahaan konglomerat melepas saham GOTO dan kinerja keuangannya yang kurang menggembirakan.
Sebelumnya pada akhir Maret lalu, SVF GT Subco yang merupakan pemegang saham terafiliasi dengan perusahaan investasi Softbank, diam-diam melepas kepemilikan sahamnya secara signifikan di GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).
Perusahaan yang berbasis di Singapura itu tercatat menggenggam saham GOTO sebesar 8,71% pasca perusahaan sukses melakukan IPO awal tahun lalu.
Porsi kepemilikannya secara presentase tidak mengalami perubahan sama sekali tahun lalu, meskipun lock up perdagangan saham bagi pemegang saham awal yang berakhir akhir November tahun lalu. Namun, situasi berubah 180 derajat tahun 2023 di mana Softbank secara perlahan mengurangi kepemilikannya di GOTO.
Pada akhir 2022, jumlah saham SVF GT memiliki 103,12 miliar (8,71%) saham GOTO. Sementara itu mengutip data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kepemilikan SVF GT di GOTO saat ini bersisa 92,29 miliar (7,79%) saham.
Data KSEI juga mencatat bahwa pelepasan teranyar oleh SVF terjadi pada akhir Maret lalu, dengan total yang dilego telah mencapai 10,83 miliar saham.
Artinya, SVF GT secara eksklusif melepas saham GOTO sepanjang tahun ini. Dengan asumsi rata-rata minimum penjualan dilakukan di harga Rp 100/saham, jumlah dana yang diperoleh dari pelepasan saham GOTO mencapai Rp 1 triliun lebih.
Softbank Group Corp mencatatkan kerugian Rp 187 triliun sepanjang tahun lalu karena kinerja sektor teknologi yang tertekan karena kenaikan suku bunga dan turunnya antusiasme investor.
Dalam tiga bulan terakhir tahun lalu Softbank Vision Fund (SVF) melaporkan investasi baru hanya sekitar US$ 300 juta (Rp 4,5 triliun), turun 98% dari US$ 15,6 miliar (Rp 234 triliun) yang digelontorkan perusahaan selama tiga bulan di tengah tahun 2021.
Sementara, seiring ‘parade’ jual ala SVF GT sepanjang tahun ini, nama manajer investasi besar asal Amerika Serikat (AS) Charles Schwab Investment Management, Inc masuk ke GOTO.
Charles Schwab tercatat memiliki posisi sebanyak 990,65 juta atau setara dengan US$7,20 juta (Rp107,33 miliar) saham e-commerce dan jasa ride-hailing tersebut per 31 Maret 2023.
Selain Charles Schwab, sejumlah fund asing lain yang menambah kepemilikan di saham GOTO per 31 Maret 2023, di antaranya, Mellon Investments Corporation yang membeli 12,92 juta saham GOTO (total kepemilikan 672,38 juta saham).
Di lain sisi, kinerja keuangan GOTO yang lebih rendah dari perkiraan juga menjadi penyebab sahamnya bergerak liar dan cenderung lesu.
Tahun lalu, GOTO mencatatkan kerugian Rp 40 triliun, namun pemimpin perusahaan optimis bahwa perusahaan sudah berada di jalur yang benar untuk segera mencapai tingkat profitabilitas yang berdasarkan perhitungan internal diharapkan dapat terjadi akhir tahun ini.