Soal OTT Bupati Meranti, Sri Mulyani Sebut Anak Buahnya Sakti

Sri Mulyani dalam acara rapat koordinasi pembangunan pusat 2023 (Tangkapan layar youtube)

Nama Bupati Kepulauan Meranti nonaktif Muhammad Adil disebut dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait Dana Bagi Hasil (DBH).

Hal ini lantaran Adil dulu sempat viral karena meluapkan kekesalan ke Kemenkeu dengan melontarkan kata setan dan iblis. Namun baru-baru ini namanya kembali viral karena diamankan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus tindak pidana korupsi.

Nama Adil disinggung oleh Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi NasDem Fauzi H. Amro. Ia menyebut selama diskusi terkait DBH sawit tidak ada yang berani memarahi Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Luky Alfirman.

Pasalnya, mereka takut mengalami hal yang sama dengan Bupati Meranti M. Adil, yakni diciduk KPK.

“Kemarin dengan Pak Luky gak ada yang berani marah Bu, karena berisiko tinggi kalau marahi Pak Luky. Karena pengalaman Bupati Meranti, bisa-bisa sekolah kalau marahi Pak Luky. Jadi kemarin pas focus group discussion (FGD) gak ada yang berani marahi Pak Luky, pada baik-baik Bu,” kelakarnya dalam rapat kerja Kemenkeu dan Komisi XI DPR RI, Selasa (11/4/2023).

Menanggapi hal ini, Sri Mulyani menyebut anak buahnya sakti lantaran sempat dimarah-marahi Bupati Meranti namun pada akhirnya bupati tersebut diamankan KPK.

“Untuk Pak Fauzi terima kasih, pak supaya Pak Luky itu ternyata sakti,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Marsiaman Saragih saat ia menyampaikan apresiasinya kepada Menkeu karena telah menaikkan alokasi minimal DBH sawit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Rp 2 triliun menjadi Rp3,4 triliun untuk 350 daerah.

“Kami berharap ini dapat terlaksana seperti waktu yang dijanjikan. Pasti kami tidak ada yang akan ribut seperti Bupati Meranti (M. Adil) minta pindah ke negara lain gara-gara tidak ada DBH. Sekarang dia sudah menginap di tempat yang sangat baik, disekolahkan,” kata Marsiaman.

Seperti diketahui, tahun lalu dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Se-Indonesia Adil mengarahkan kemarahannya saat bertemu dengan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Luky Alfirman.

Adil kesal karena DBH produksi minyak dari Meranti yang semakin ke sini semakin minim besarannya diberikan Kemenkeu. Hal tersebut tidak sebanding dengan kenyataan di lapangan.

Pasalnya, menurut Adil, harga minyak Meranti terus meninggi di tengah terkereknya harga minyak dunia dan naiknya nilai tukar dolar AS.

“Minyak kami itu bertambah banyak. Bahkan hampir 8.000 barel per day,” ungkapnya.

Dengan besaran produksi ini, seharusnya DBH yang diberikan sesuai. Adil telah berulang kali menyurati Kementerian Keuangan untuk melakukan audiensi, tetapi jajaran kementerian meminta audiensi dilakukan secara online.

Adil pun menceritakan bahwa dirinya harus mengejar jajaran Kementerian Keuangan hingga ke Bandung, Jawa Barat. Sayangnya, pertemuan tidak dihadiri oleh pejabat yang kompeten.

“Sampai saya itu ngomong, ini uang keuangan isinya iblis atau setan,” katanya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*